Prinsip Kerja Motor atau Mesin Diesel dan Cara Kerjanya
MESIN DIESEL
Prinsip
kerja mesin diesel atau cara kerja motor diesel adalah sebagai berikut ini:
Langkah hisap yaitu torak bergerak dari
titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB). Udara (ingat yang diisap pada
mesin diesel adalah UDARA saja) dihisap melalui katup atau saluran hisap.
Sehingga katup hisap dalam kondisi membuka dan katup buang dalam kondisi
tertutup.
Langkah
Usaha / Pembakaran
Langkah
Buang
Keuntungan
dan Kerugian Mesin Diesel :
Kelebihan Motor Diesel dibandingkan dengan
motor Bensin:
a) Pemakaian bahan bakar
lebih hemat, karena efisiensi panas lebih baik.
b) Daya tahan lebih lama dan
gangguan lebih sedikit, karena tidak menggunakan sistem pengapian.
c) Operasi lebih mudah
dan cocok untuk kendaraan besar, karena variasi momen yang terjadi pada
perubahan tingkat kecepatan lebih kecil.
Di samping itu motor diesel memiliki kerugian,
yaitu:
a. Suara
dan getaran yang timbul lebih besar (hampir 2 kali) daripada motor bensin. Hal ini disebabkan tekanan yang
sangat tinggi (hampir 60 kg/cm2) pada saat pembakaran.
b. Bobot
per satuan daya dan biaya produksi lebih besar, karena bahan dan konstruksi
lebih rumit untuk rasio kompresi yang tinggi.
c. Pembuatan
pompa injeksi lebih teliti sehingga perawatan lebih sulit.
d. Memerlukan
kapasitas baterai dan motor starter yang besar agar dapat memutar poros engkol
dengan kompresi yang tinggi.
Prinsip Kerja Mesin Otto
Mesin Otto pada dasarnya serupa dengan
mesin diesel hanya dalam mesin otto Pada ruang bakarnya dilengkapi dengan busi
yang menghasilkan lecutan listrik/api yang berfungsi sebagai pembakar mula
campuran bahan bakar yang telah mencapai takanan yang pas untuk mengalami
pembakar. Sebuah mesin otto dilengkapi dengan sebuah karburator. Karburator ini
berfungsi untuk mengatur percampuran antar bahan bakar dengan udara kemudian
menyemprotkan hasil campuran tersebut kedalam ruang bakar.Pada siklus mesin
Otto berlangsung 2 proses
adiabatik dan 2 proses isokhorik. Proses siklus tersebut digambarkan pada
diagram berikut.
Cara Kerja
Mesin Otto terjadi dalam empat langkah yakni :
1.
Intake
Stroke. Pada langkah ini piston bergerak kebawah silinder dan tekanan
akan turun (tekanan negatif). Katup masuk (Intake Valve) terbuka. Karena
tekanannya yang rendah campuran udara dan bahan bakar terhisap kedalam
silinder.
2.
Compression
Stroke. Pada titik mati bawah (TMB), silinder berada pada volume maksimum dan
katup masuk (intake valve) tertutup. Sekarang piston bergerak kearah atas,
menuju titik mati atas (TMA) dan mengkompresi campuran udara dan bahan bakar.
Tekanan meningkat dan volume berkurang. Kerja yang diperlukan untuk
mengkompresi meningkatkan energi dalam campuran – dan temperaturnya meningkat.
Karena cepatnya pengkompresian, maka hanya sebagian kecil energi yang
ditransfer ke lingkungan.
3.
Power
Stroke. Gaya yang dihasilkan menghantarkan piston
kebawah menuju crank shaft (katup-katup tertutup). Volume meningkat dan tekanan
menurun. Tidak ada lagi energi yang ditambahkan dan karena peristiwa ini,
energi dalam dari gas meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur.
4.
Exhaust
StrokeGb : 9 Exhaust Stroke. Pada
BDC (titik mati bawah), katup pembuangan gas (exhaust valve) terbuka dan piston
bergerak keatas silinder. Tekanan jatuh mendekati tekanan luar dari silinder
karena katup pembuangan gas terbuka. Gas buang meninggalkan silinder. Volume
berkurang.
Prinsip Kerja Mesin Carnot
Mesin Carnot adalah
mesin kalor hipotetis yang
beroperasi dalam suatu siklus reversibel yang disebut siklus Carnot. Model
dasar mesin ini dirancang oleh Nicolas Léonard Sadi Carnot, seorang
insinyur militer Perancis pada
tahun 1824. Model mesin Carnot kemudian dikembangkan
secara grafis oleh Émile Clapeyron 1834, dan
diuraikan secara matematis oleh Rudolf Clausius pada 1850-an dan 1860-an. Dari
pengembangan Clausius dan Clapeyron inilah konsep dari entropi mulai muncul.
Pada diagram di samping,
yang diperoleh dari tulisan Sadi Carnot berjudul Pemikiran tentang Daya
Penggerak dari Api (Réflexions sur la Puissance Motrice du Feu), diilustrasikan
ada dua benda A dan B, yang temperaturnya dijaga selalu tetap,
dimana A memiliki temperatur lebih tinggi daripada B. Kita dapat
memberikan atau melepaskan kalor pada atau dari kedua benda ini tanpa mengubah
suhunya, dan bertindak sebagai dua reservoir kalor. Carnot
menyebut benda A "tungku" dan benda B
"kulkas". Carnot lalu menjelaskan bagaimana kita bisa memperoleh daya
penggerak (usaha), dengan cara memindahkan sejumlah tertentu kalor dari
reservoir A ke B.
Mesin Carnot merupakan mesin kalor yang dapat mengubah energi (kalor) menjadi bentuk
lainnya (usaha mekanik). Pada prinsipnya cara kerja mesin kalor ada tiga
proses penting yaitu:
1. Proses penyerapan kalor dari sumber panas
yang sering disebut sebagai reservoir (tandon) panas.
2. Usaha yang dilakukan oleh
mesin.
3. Proses pembuangan kalor pada tempat
yang bersuhu rendah, tempat ini sering disebut reservoir (tandon) dingin.
Hukum termodinamika kedua meletakkan
pembatasan pada operasi peralatan siklus seperti yang diekspresikan oleh Kelvin-Plank
(adalah tidak mungkin untuk sebuah alat/mesin yang beroperasi dalam sebuah
siklus yang menerima panas dari sebuah reservoir tunggal dan memproduksi
sejumlah kerja bersih) dan Clausius (adalah tidak mungkin membuat sebuah alat
yang beroperasi dalam sebuah siklus tanpa adanya efek dari luar untuk
mentransfer panas dari media bertemperatur rendah ke media bertemperatur
tinggi). Sebuah mesin kalor tidak dapat beroperasi dengan menukarkan panas
hanya dengan reservoir tunggal, dan refrigerator tidak dapat beroperasi tanpa
adanya input kerja dari sebuah sumber luar
Dari pernyataan diatas kita dapat
mengambil kesimpulan yang berhubungan dengan efisiensi termal dari proses
reversibel dan irreversible :
1. Efisiensi sebuah mesin kalor
irreversibel selalu lebih kecil dari mesin kalor reversibel yang beroperasi
antara dua reservoir yang sama.
2. Efisiensi semua mesin
kalor reversibel yang beroperasi antara dua reservoir yang sama adalah
sama.
Teorema Karnot
Teorema Carnot adalah pernyataan formal dari fakta bahwa: Tidak mungkin ada
mesin yang beroperasi di antara dua reservoir panas yang lebih efisien daripada
sebuah mesin Carnot yang beroperasi pada dua reservoir yang sama.
Artinya, efisiensi maksimum yang dimungkinkan untuk sebuah mesin yang
menggunakan temperatur tertentu diberikan oleh efisiensi mesin Carnot
Sebuah mesin
nyata (kiri) dibandingkan dengan siklus Carnot (kanan). Entropi dari sebuah
material nyata berubah terhadap temperatur. Perubahan ini ditunjukkan dengan
kurva pada diagram T-S. Pada gambar ini, kurva tersebut menunjukkan
kesetimbangan uap-cair ( lihat siklus Rankine). Sifat irreversibel
sistem dan kehilangan kalor ke lingkungan (misalnya, disebabkan gesekan)
menyebabkan siklus Carnot ideal tidak dapat terjadi pada semua langkah sebuah
mesin nyata.
Mesin Carnot dapat dianggap memiliki piston yang bergerak dalam silinder,
dan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Sebuah rekatan yang sempurna,
sehingga tidak ada atom yang melarikan diri dari cairan yang bekerja karena
piston bergerak untuk memperluas atau menekannya.
2. Pelumasan sempurna, sehingga tidak
ada gesekan.
3. Sebuah gas ideal untuk fluida kerja.
4. Koneksi sempurna termal pada setiap
waktu, baik untuk satu atau tidak ada dua reservoir, yang berada pada dua
temperature yang berbeda, dengan isolasi termal sempurna mengisolasi dari semua
transfer panas lainnya.
5. Piston bergerak bolak-balik berulang
kali, dalam siklus bolak balik ekspansi “isotermal” dan adiabatic” dan
penekanan.
SIKLUS CARNOT
Sadi Carnot, seorang insinyur berkebangsaan Prancis pada
tahun 1824 mengembangkan sebuah model mesin ideal – selanjutnya disebut mesin
Carnot, yaitu mesin yang paling efisien. Siklus ini terdiri dari empat proses
yaitu:
1.
Proses A-B adalah pemuaian isotermal pada
suhu T1. Dalam proses ini gas
menyerap kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha
sebesar WAB.
2. Proses B-C adalah pemuaian
adiabatik. Selama proses ini suhu gas turun
menjadi T2 sambil melakukan usaha WBC.
3. Proses C-D adalah pemampatan
isotermal pada suhu T2. Pada proses ini gas membuang kalor Q2 ke reservoir
bersuhu rendah T2 dan menerima usaha sebesar WCD.
4. Proses D-A yaitu pemampatan
adiabatik. Suhu gas naik kembali ke suhu T1 sambil menerima usaha sebesar WDA.
Usaha total yang dilakukan sistem untuk satu siklus sama dengan luas daerah yang diraster , yang ekuivalen dengan selisih antara kalor yang
diserap sistem (Q1) dari reservoir suhu tinggi T1 dengan kalor yang dibuang
sistem (Q2) pada reservoir suhu rendah T2. Karena suhu sistem selama melakukan
satu siklus tidak berubah (dari suhu T1 berubah menjadi T2 dan kembali lagi
bersuhu T1), maka tidak ada perubahan energi dalam sistem (𝛥U = 0) yang menunjukkan berlakunya hukum I termodinamika :
𝛥U = 𝛥Q – W
à 𝛥U = 0 à W =𝛥 Q = Q1 – Q2
Dengan demikian, pada mesin Carnot telah terjadi perubahan energi kalor
menjadi usaha. Mesin yang mengubah energi kalor menjadi usaha disebut mesin
kalor. Efisiensi mesin kalor dinyatakan sebagai perbandingan antara usaha
yang dilakukan mesin dengan kalor yang diserap. Secara matematis dituliskan:
karena W = Q1 – Q2 maka efisiensi dapat ditulis dalam bentuk lain :
Untuk siklus Carnot berlaku = , sehingga untuk mesin ideal berlaku efisiensi
teoritis :
dimana:
ɳ : efisiensi mesin ( % )
T2 : suhu reservoir dingin ( K )
T1 : suhu reservoir panas ( K )
Q2 : kalor yang dibuang mesin pada reservoir dingin (J)
Q1 : kalor yang diserap mesin dari reservoir panas (J)
W : usaha/kerja yang dihasilkan mesin ( J )
Pada kenyataannya efisiensi real selalu lebih kecil daripada efisiensi
Carnot. Efisiensi mesin bensin : 20 – 25%, mesin diesel : 26 – 38%, turbin uap
pembangkit nuklir : ±35%, turbin uap pembangkit batubara : ±40%.
Pcs titanium has nickel in it | Titanium Arts
BalasHapusPcs titanium has titanium dioxide nickel in titanium white dominus it. Get our titanium earrings hoops other titanium coating online designs on the web for titanium hoop earrings the very best in titanium art.